Marquee

:: Selamat Datang! Semoga Anda mendapatkan yang Anda cari.. :: Terima Kasih telah berkunjung :) :: Welcome! I hope you can find what you need here :: Thank You for your visits :) ::

Senin, 19 November 2012

Macx HD Video Converter Pro for Windows 2011

MacX Video Converter Pro - kaya fitur, berkualitas tinggi dan video converter yang cepat hadir untuk windows. Dibangun dengan  video/audio codec 420+  dan mesin HD video decoding, MacX Video Converter Pro membawa solusi mengkonversi all-in-one video dengan kualitas terbaik, kemudahan, kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Tools ini memiliki kemampuan yang kuat untuk mengkonversi video HD termasuk MKV, M2TS, AVCHD, H.264/MPEG-4 AVC, dan SD video AVI, MPEG, MP4, H.264, MOV, FLV, F4V, RM, RMVB, WebM, Google TV, dll, untuk komputer Mac, iMovie, iTunes, iPhone 5/4S, iPad 3/4, Mini iPad, iPod touch 5, iPod classic, iPod nano, Apple TV, Android, PSP, dll.

Tertarik? Langsung aja download..

Download disini : DOWNLOAD atau DOWNLOAD

Minggu, 14 Oktober 2012

7 Langkah Menjaga Baterai Notebook/Netbook

1. Isi ulang atau gantilah baterai laptop Anda ketika daya baterai rendah (jangan menunggu hingga laptop mati atau daya baterai 0%). Isi ulang baterai ketika daya baterai turun dalam tingkat Low / sekitar 10%.
2. Menggunakan baterai Li-Ion untuk notebook Anda lebih baik dan dapat bekerja lebih lama daripada  menggunakan Non Li-ion.
3. Lebih baik untuk defragmentasi laptop secara teratur untuk memperpanjang hidup baterai notebook Anda.
4. Dalam rangka untuk mengurangi konsumsi daya laptop, jangan terlalu banyak menggunakan perangkat USB yang tertancap pada laptop (mouse, flashdisk, modem, dll.).
5. Bila laptop tidak digunakan, lebih baik mengaturnya dalam posisi Sleep atau Hibernate, atau bahkan lebih baik dimatikan.
6. Biarkan baterai Anda dalam kondisi kering dan dingin ketika laptop tidak digunakan. (hindari kondisi panas).
7. Bila Anda lebih sering menggunakan AC Adaptor pada laptop (Charger Laptop), lebih baik untuk mencopot baterai dan hanya menggunakan tenaga listrik dari AC Adaptor (Charger Laptop) Anda.

diambil dari : www.lovebattery.net

Rabu, 29 Agustus 2012

PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN PENGENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK LOSION REPELAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanioides (L.) Nash)

INTISARI


Insect repellent atau repelan adalah bahan yang memiliki kemampuan untuk melindungi manusia dari gigitan nyamuk bila dioleskan pada permukaan kulit. Salah satu bahan alam yang potensial sebagai repelan adalah akar wangi (Vetiveria zizanioides) dengan kandungan senyawa utama vetiverin, vetiveron, dan vetivazulen. Sediaan repelan minyak atsiri akar wangi dibuat dalam bentuk losion dengan variasi konsentrasi bahan pengental natrium karboksimetilselulosa sebesar 0,25%, 0,50%, 0,75%, dan 1%. Konsentrasi minyak akar wangi yang digunakan adalah 10%. Penelitian bersifat eksperimental murni. Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisik sediaan losion yaitu pH, daya sebar, daya lekat, daya proteksi, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formulasi losion yang dibuat memiliki pH 8 dan daya lekat yang variatif dari 0,51 sampai 0,61 detik. Daya sebar dari losion semakin menurun seiring dengan kenaikan konsentrasi natrium karboksimetilselulosa. Pengukuran viskositas menunjukkan bahwa kenaikan konsentrasi natrium karboksimetilselulosa diikuti dengan kenaikan viskositas dari losion. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan konsesntrasi natrium karboksimetilselulosa berpengaruh secara langsung terhadap karakteristik viskositas dari losion

Kata kunci : Repelan, Akar wangi, Vetiveria zizanioides, losion, natrium karboksimetilselulosa


ABSTRACT

Insect repellent is constituent that has ability to protect human from mosquito bites if applied on the skin surface. One of the natural insect repellent is Vetiveria zizanioides with vetiverin, vetiveron, and vetivazulen as its active contents. This study was undertaken to examine the effect of natrium carboxymethylcellulosa as thickening agent in repellent losion formulation of Vetiveria zizanioides essential oil. The losion formulation was made with different concentrations of natrium carboxymethylcellulosa (0,25%, 0,50%, 0,75% and 1%). Essential oil was applied at 10% concentration. This research was observed with experimental methods. Observation was undertaken according to the physical characteristic of the losion by measured its pH, spreading capacity, adhesive force, protection property and the viscosity. Result shows that the pH of all formulation is 8, adhesive force was variety from 0,51 to 0,61 second. The spreading capacity was becoming lower with the increasing of natrium carboxymethylcellulosa concentration. The viscosity measuring shows that the increasing concentration of natrium carboxymethylcellulosa followed by the increasing of losion viscosity. From this study, it is concluded that the increasing concentration of natrium carboxymethylcellulosa possesses the thickening characteristic of losion.

Keyword : Repellent, Vetiveria zizanioides, lotion, natrium carboxymethylcellulosa


Full text download here
Text lengkap download di sini

Rabu, 01 Agustus 2012

IDM + Patch IDM 6.11

Internet Download Manager (IDM) adalah sebuah software yang dapat membantu kita mengunduh (mendownload) file yang ukurannya besar lebih cepat daripada cara mengunduh konvensional biasa.

Software ini berbayar alias kita harus mengeluarkan beberapa uang untuk mendapatkannya. Namun jangan khawatir, saya telah menyertakan patch dalam bentuk compressed (RAR) yang bisa diekstrak dan digunakan untuk membuat IDM yang telah anda download menjadi full version :D

Internet Download Manager yang dikenal dengan IDM ini, diakui bahwa kemampuan bekerjanya lebih baik dibanding software sejenis lainnya karena fitur dinamis yang dimilikinya dalam membagi file yang sedang didownload menjadi beberapa bagian terpisah untuk kemudian disatukan kembali setelah proses download selesai. Proses ‘multipart’ terhadap file-file yang di download ini sangat berguna dalam meningkatkan akselerasi dan kestabilan proses download itu sendiri.

Langsung saja.. menuju TKP --> Download IDM 6.11 (Situs Resmi IDM)
Patch --> Download
Link di atas gagal? coba yang ini --> Download

Jumat, 25 Mei 2012

Battlefield 3 gratis

Setelah searching lama, akhirnya saya menemukan link untuk mendownload game Battlefield 3. Bagi Anda yang ingin merasakan sensasi bermain sebagai Sergeant Blackburn dalam game ini, silakan mendownloadnya melalui link berikut:



DOWNLOAD

Kamis, 22 Maret 2012

ANALGETIKA

ANALGETIKA

Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : Linus Seta Adi Nugraha
Nomor Mahasiswa : 09.0064
Tgl. Praktikum : 23 Mei 2011
Hari Praktikum : Senin
Dosen Pembimbing : Septiana L. R., S. Farm, Apt.

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2011

ANALGETIKA

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui pengaruh pemberian dan efektivitas beberapa obat analgetika pada hewan uji.

B. DASAR TEORI
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anestetika umum) (Tjay, 2007).

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. nyeri merupakan suatu perasaan seubjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45oC (Tjay, 2007).

Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat (level) pada mana nyeri dirasakan untuk pertama kalinya. Dengan kata lain, intensitas rangsangan yang terendah saat orang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan (Tjay, 2007).

Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya ganguan di jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang otot. Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan. Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri. Mediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung saraf bebas di kulit, mukosa dan jaringan lain. Nocireseptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan di salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan amat benyak sinaps via sumsumtulang belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah. Dari thalamus impuls kemudian diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri (Tjay, 2007).

Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok besar, yakni :
a. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetika antiradang termasuk kelompok ini
b. analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada fractura dan kanker (Tjay, 2007).

Secara kimiawi analgetika perifer dapat dibagi dalam bebrapa kelompok, yakni :
a. parasetamol
b. salisilat : asetosal, salisilamida, dan benorilat
c. penghambat prostaglandin (NSAIDs) : ibuprofen, dll
d. derivat-antranilat : mefenaminat, glafenin
e. derivat-pirazolon : propifenazon, isopropilaminofenazon, dan metamizol
f. lainnya : benzidamin (Tantum) (Tjay, 2007).

Sensasi nyeri, tak peduli apa penyebabnya, terdiri dari masukan isyarat bahaya ditambah reaksi organisme ini terhadap stimulus. Sifat analgesik opiat berhubungan dengan kesanggupannya merubah persepsi nyeri dan reaksi pasien terhadap nyeri. Penelitian klinik dan percobaan menunjukkan bahwa analgesik narkotika dapat meningkatkan secara efektif ambang rangsang bagi nyeri tetapi efeknya atas komponen reaktif hanya dapat diduga dari efek subjektif pasien. Bila ada analgesia efektif, nyeri mungkin masih terlihat atau dapat diterima oleh pasien, tetapi nyeri yang sangat parah pun tidak lagi merupakan masukan sensorik destruktif atau yang satu-satunya dirasakan saat itu (Katzung, 1986).

Analgetik narkotik, kini disebut juga opioida (=mirip opioat) adalah obat-obat yang daya kerjanya meniru opioid endogen dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor opioid (biasanya µ-reseptor) (Tjay, 2007).

Efek utama analgesik opioid dengan afinitas untuk resetor μ terjadi pada susunan saraf pusat; yang lebih penting meliputi analgesia, euforia, sedasi, dan depresi pernapasan. Dengan penggunaan berulang, timbul toleransi tingkat tinggi bagi semua efek (Katzung, 1986).

Selengkapnya silakan download melalui link berikut : DOWNLOAD PDF

ANSIOLITIK/SEDATIVE - HIPNOTIKA

ANSIOLITIK/SEDATIVE - HIPNOTIKA

Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : Linus Seta Adi Nugraha
Nomor Mahasiswa : 09.0064
Tgl. Praktikum : 9 Mei 2011
Hari Praktikum : Senin
Dosen Pembimbing : Margareta Retno Priamsari, S.Si., Apt.

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2011

ANSIOLITIK/SEDATIVE - HIPNOTIKA

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui pengaruh pemberian dan efektivitas sedative-hipnotika sediaan obat pada hewan uji mencit.

B. DASAR TEORI
Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Umumnya, obat ini diberikan pada malam hari. Bila zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan, maka dinamakan sedatif (Tjay, 2002).

Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP), mulai yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan , hingga yang berat (kecuali benzodiazepine) yaitu hilangnya kesadaran, koma dan mati bergantung kepada dosis. Pada dosis terapi obat sedasi menekan aktifitas, menurunkan respons terhadap rangsangan dan menenangkan. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis (H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D., 1995).

Pada penilaian kualitatif dari obat tidur, perlu diperhatikan faktor-faktor kinetik berikut:
a) lama kerjanya obat dan berapa lama tinggal di dalam tubuh,
b) pengaruhnya pada kegiatan esok hari,
c) kecepatan mulai bekerjanya,
d) bahaya timbulnya ketergantungan,
e) efek “rebound” insomnia,
f) pengaruhnya terhadap kualitas tidur,
g) interaksi dengan otot-otot lain,
h) toksisitas, terutama pada dosis berlebihan
(Tjay, 2002).

Sedatif menekan reaksi terhadap perangsangan, terutama rangsangan emosi tanpa menimbulkan kantuk yang berat. Hipnotik menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan disertai penurunan refleks hingga kadang-kadang kehilangan tonus otot (Djamhuri, 1995).

Hipnotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu benzodiazepin, contohnya: flurazepam, lorazepam, temazepam, triazolam; barbiturat, contohnya: fenobarbital, tiopental, butobarbital; hipnotik sedatif lain, contohnya: kloralhidrat, etklorvinol, glutetimid, metiprilon, meprobamat; dan alkohol (Ganiswarna dkk, 1995).

Efek samping umum hipnotika mirip dengan efek samping morfin, yaitu:
a) depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi. Sifat ini paling ringan pada flurazepam dan zat-zat benzodiazepin lainnya, demikian pula pada kloralhidrat dan paraldehida;
b) tekanan darah menurun, terutama oleh barbiturat;
c) sembelit pada penggunaan lama, terutama barbiturat;
d) “hang over”, yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa mual, perasaan ringan di kepala dan termangu.

Hal ini disebabkan karena banyak hipnotika bekerja panjang (plasma-t½-nya panjang), termasuk juga zat-zat benzodiazepin dan barbiturat yang disebut short-acting. Kebanyakan obat tidur bersifat lipofil, mudah melarut dan berkumulasi di jaringan lemak (Tjay, 2002).
Pada umumnya, semua senyawa benzodiazepin memiliki daya kerja yaitu khasiat anksiolitis, sedatif hipnotis, antikonvulsif dan daya relaksasi otot. Keuntungan obat ini dibandingkan dengan barbital dan obat tidur lainnya adalah tidak atau hampir tidak merintangi tidur. Dulu, obat ini diduga tidak menimbulkan toleransi, tetapi ternyata bahwa efek hipnotisnya semakin berkurang setelah pemakaian 1-2 minggu, seperti cepatnya menidurkan, serta memperpanjang dan memperdalam tidur (Tjay, 2002).

Efek utama barbiturat adalah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesia, koma sampai dengan kematian. Efek hipnotiknya dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. Fase tidur REM dipersingkat. Barbiturat sedikit menyebabkan sikap masa bodoh terhadap rangsangan luar (Ganiswarna dkk, 1995).

Barbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran. Pemberian obat barbiturat yang hampir menyebabkan tidur, dapat meningkatkan 20% ambang nyeri, sedangkan ambang rasa lainnya (raba, vibrasi dan sebagainya) tidak dipengaruhi. Pada beberapa individu dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa nyeri, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan dan delirium). Hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat penghambatan (Ganiswarna dkk, 1995).

Selengkapnya silakan download melalui link berikut : DOWNLOAD PDF

UJI KECEPATAN PERTUMBUHAN RAMBUT

UJI KECEPATAN PERTUMBUHAN RAMBUT

Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : Linus Seta Adi Nugraha
Nomor Mahasiswa : 09.0064
Tgl. Praktikum : 11 April 2011
Hari Praktikum : Senin
Dosen Pembimbing : Rini Handayani, S.Si., Apt.

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2011

UJI KECEPATAN PERTUMBUHAN RAMBUT

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengenal cara uji obat atau simplisia tentang pengaruh dan efektifitas Sari Ayu, Seledri, dan Lidah Buaya terhadap kecepatan pertumbuhan rambut pada kelinci.

B. DASAR TEORI
Rambut mempunyai peran dalam proteksi terhadap lingkungan yang merugikan, antara lain suhu dingin atau panas, dan sinar ultraviolet. Selain itu, rambut juga berfungsi melindungi kulit terhadap pengaruh-pengaruh buruk; misalnya alis mata melindungi mata agar keringat tidak mengalir ke mata, sedangkan bulu hidung menyaring udara. Rambut juga berfungsi sebagai pengatur suhu, pendorong penguapan keringat, dan sebagai indera peraba yang sensitif (Harahap, 2000).

Rambut merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu beberapa usaha di seluruh dunia telah dilakukan untuk mendapatkan hair tonic yang efektif. Beberapa metode untuk mengevaluasi keefektifan hair tonic ini telah dilakukan, seperti metode marking, dyening, clipping, shaving dan weighing. Namun demikian, beberapa metode ini memiliki kekurangan, misalnya thallium acetate yang digunakan dalam metode marking terbukti beracun pada hewan percobaan tikus (Tanaka, et al., 1980).

Penumbuh rambut (hair tonic) adalah sediaan yang mengandung bahan-bahan yang diperlukan oleh rambut, akar rambut, dan kulit kepala (Tranggono, 1992). Penggunaan bahan-bahan yang berfungsi sebagai penumbuh rambut (misalnya counter irritant) dalam konsentrasi rendah akan menyebabkan kemerahan pada kulit dan rasa hangat sehingga meningkatkan aliran darah pada kapiler kulit (Balsam dan Sagarin, 1974).

Aloe vera adalah tanaman berair tak berbatang atau berbatang sangat rendah yang tumbuh hingga 60 – 100 cm (24 – 39 in) tumbuh secara menyebar. Daun tebal dan berdaging, hijau abu-abu-hijau, dengan beberapa varietas menunjukkan bintik-bintik putih pada permukaan batang bawah dan atas. Margin daun bergerigi dan memiliki gigi putih kecil. Bunga diproduksi pada musim panas pada daun sampai 90 cm (35 in) tinggi, masing-masing bunga gantung, dengan mahkota tabung kuning panjang 2-3 cm (0,8-1,2 in) (Yates A., 2002). Seperti spesies Aloe lainnya, lidah buaya membentuk arbuscular mycorrhiza, sebuah simbiosis yang memungkinkan tanaman bisa mendapat mineral nutrisi dalam tanah dengan lebih baik (Gong M, Wang F, Chen Y, January 2002).

Lidah buaya adalah tanaman yang semua bagian dari tumbuhan ini bermanfaat, pelepah lidah buaya dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yang dapat digunakan untuk pengobatan, antara lain: Daun, keseluruhan daunnya dapat digunakan baik secara langsung atau dalam bentuk ekstrak, kemudian eksudat, adalah getah yang keluar dari dalam saat dilakukan pemotongan, eksudat ini berbentuk kental berwarna kuning, dan rasanya pahit. Kemudian gel, adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun (Fumawanthi, 2004)

Didalam gel aloe vera ini dipercaya mengandung berbagai zat aktif dan enzim yang sangat berguna imtuk menyembuhkan berbagai penyakit. Karena kandungan zat aktif dan enzim inilah maka sifat gel ini sangat sensitif terhadap suhu, udara dan cahaya, serta sangat mudah teroksidasi gel akan mudah berubah warna menjadi kuning hingga coklat (Fumawanthi, 2004).

Seledri (Apium graveolens L.) merupakan herba tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas, batang persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan. Bunga majemuk berbentuk payung, 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih mekar secara bertahap. Buahnya buah kotak, berbentuk kerucut, panjang 1-1,5 mm, berwarna hijau kekuningan (Dalimarta, 2003).

Selengkapnya silakan download melalui link berikut : DOWNLOAD PDF
Pustaka acuan "Tanaka, et al": DOWNLOAD

CARA DAN RUTE PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT

CARA DAN RUTE PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT

Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : Linus Seta Adi Nugraha
Nomor Mahasiswa : 09.0064
Tgl. Praktikum : 25 April 2011
Hari Praktikum : Senin
Dosen Pembimbing : Margareta Retno Priamsari, S.Si., Apt.
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2011

CARA DAN RUTE PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengenal cara dan rute pemberian obat, mengetahui pengaruh rute pemberian obat terhadap efek farmakologi, memahami konsekuensi praktis dari pengaruh rute pemberian obat, mengenal manifestasi berbagai efek obat yang diberikan.

B. DASAR TEORI
Rute pemberian obat ( Routes of Administration ) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan biokimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah suplai darah yang berbeda; enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang terdapat di lingkungan tersebut berbeda. Hal-hal ini menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian obat (Katzug, B.G, 1989).

Memilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obatnya serta kondisi pasien. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan masalah-masalah seperti berikut:
a. Tujuan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik
b. Apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya lama
c. Stabilitas obat di dalam lambung atau usus
d. Keamanan relatif dalam penggunaan melalui bermacam-macam rute
e. Rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter
f. Harga obat yang relatif ekonomis dalam penyediaan obat melalui bermacam-macam rute
g. Kemampuan pasien menelan obat melalui oral.

Bentuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya obat yang diabsorpsi, dengan demikian akan mempengaruhi pula kegunaan dan efek terapi obat. Bentuk sediaan obat dapat memberi efek obat secara lokal atau sistemik. Efek sistemik diperoleh jika obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, sedang efek lokal adalah efek obat yang bekerja setempat misalnya salep (Anief, 1990).

Efek sistemik dapat diperoleh dengan cara:
a. Oral melalui saluran gastrointestinal atau rectal
b. Parenteral dengan cara intravena, intra muskuler dan subkutan
c. Inhalasi langsung ke dalam paru-paru.

Efek lokal dapat diperoleh dengan cara:
a. Intraokular, intranasal, aural, dengan jalan diteteskan ada mata, hidung, telinga
b. Intrarespiratoral, berupa gas masuk paru-paru
c. Rektal, uretral dan vaginal, dengan jalan dimasukkan ke dalam dubur, saluran kencing dan kemaluan wanita, obat meleleh atau larut pada keringat badan atau larut dalam cairan badan

Rute penggunaan obat dapat dengan cara:
a. Melalui rute oral
b. Melalui rute parenteral
c. Melalui rute inhalasi
d. Melalui rute membran mukosa seperti mata, hidung, telinga, vagina dan sebagainya
e. Melalui rute kulit
(Anief, 1990).

Cara pemberian obat melalui oral (mulut), sublingual (bawah lidah), rektal (dubur) dan parenteral tertentu, seperti melalui intradermal, intramuskular, subkutan, dan intraperitonial, melibatkan proses penyerapan obat yang berbeda-beda. Pemberian secara parenteral yang lain, seperti melalui intravena, intra-arteri, intraspinal dan intraseberal, tidak melibatkan proses penyerapan, obat langsung masuk ke peredaran darah dan kemudian menuju sisi reseptor (receptor site) cara pemberian yang lain adalah inhalasi melalui hidung dan secara setempat melalui kulit atau mata. Proses penyerapan dasar penting dalam menentukan aktifitas farmakologis obat. Kegagalan atau kehilangan obat selama proses penyerapan akan memperngaruhi aktifitas obat dan menyebabkan kegagalan pengobatan ( Siswandono dan Soekardjo, B., 1995).

Penggunaan hewan percobaan dalam penelitian ilmiah dibidang kedokteran/biomedis telah berjalan puluhan tahun yang lalu. Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain persyaratan genetis / keturunan dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya, disamping faktor ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya pada manusia (Tjay,T.H dan Rahardja,K, 2002).

Cara memegang hewan serta cara penentuan jenis kelaminnya perlu pula diketahui. Cara memegang hewan dari masing-masing jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya akan dapat menyebabkan kecelakaan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan (ini akan menyulitkan dalam melakukan penyuntikan atau pengambilan darah, misalnya) dan juga bagi orang yang memegangnya (Katzug, B.G, 1989).

Fenobarbital, asam 5,5-fenil-etil barbiturate merupakan senyawa organik pertama yang digunakan dalam pengobatan antikonvulsi. Kerjanya membatasi penjalaran aktivitas bangkitan dan menaikkan ambang rangsang. Efek utama barbiturat ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anesthesia, koma, sampai dengan kematian. Efek hipnotik barbiturate dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya merupakan tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu (Ganiswara, 1995).

Barbiturat secara oral diabsorbsi cepat dan sempurna. Bentuk garam natrium lebih cepat diabsorbsi dari bentuk asamnya. Mula kerja bervariasi antara 10-60 menit, bergantung kepada zat serta formula sediaan dan dihambat oleh adanya makanan didalam lambung. Barbiturat didistribusi secara luas dan dapat lewat plasenta, ikatan dengan PP sesuai dengan kelarutannya dalam lemak, thiopental yang terbesar, terikat lebih dari 65%. Kira-kira 25% fenobarbital dan hampir semua aprobarbital diekskresi kedalam urin dalam bentuk utuh (Ganiswara, 1995).

Resorpinya di usus baik (70-90%) dan lebih kurang 50% terikat pada protein; plasma-t ½-nya panjang, lebih kurang 3-4 hari, maka dosisnya dapat diberikan sehari sekaligus. Kurang lebih 50% dipecah menjadi p-hidrokdifenobarbitat yang diekskresikan lewat urin dan hanya 10-30% dalam kedaan utuh. Efek sampingnya berkaitan dengan efek sedasinya, yakni pusing, mengantuk, ataksia dan pada anak-anak mudah terangsang. Bersifat menginduksi enzim dan antara lain mempercepat penguraian kalsiferol (vitamin D2) dengan kemungkinan timbulnya rachitis pada anak kecil. Pengunaannya bersama valproat harus hati-hati, karena kadar darah fenobarbital dapat ditingkatkan. Di lain pihak kadar darah fenitoin dan karbamazepin serta efeknya dapat diturunkan oleh fenobarbital. Dosisnya 1-2 dd 30-125 mg, maksimal 400 mg (dalam 2 kali); pada anak-anak 2-12 bulan 4 mg/kg berat badan sehari; pada status epilepticus dewasa 200-300 mg (Tjay dan Rahardja, 2006).

Selengkapnya silakan download melalui link berikut :

DOWNLOAD PDF

Selasa, 06 Maret 2012

PROPOSAL KARYA TULIS

Proposal Karya Tulis Ilmiah
PENGARUH KADAR CMC Na SEBAGAI BAHAN PENGENTAL TERHADAP SIFAT FISIK LOTION REPELAN MINYAK ATSIRI AKAR WANGI
(Vetivera zizanioides (L) Nogh)

Diajukan oleh :
Linus Seta Adi Nugraha
NIM : 09.0064


Senin, 05 Maret 2012

Handbook of Cosmetic Science and Technology, Third Edition

Andre Barel, Andre O. Barel, Howard I. Maibach | Informa Healthcare

Edited by a team of experienced and internationally renowned contributors, the updated Third Edition is the standard reference for cosmetic chemists and dermatologists seeking the latest innovations and technology for the formulation, design, testing, use, and production of cosmetic products for skin, hair, and nails.

New features in the Third Edition:

- 39 new chapters reorganized by skin functions
- descriptions of ingredients, products, efficacy measurement, and mechanisms in each chapter
- revised chapters on skin types, skin perception, and targeted products
- new chapters on skin aging and cosmetics for the elderly
- strong emphasis on testing and current methods used for testing, and the evolution of instruments for skin and hair testing
- new ingredients, delivery systems, and testing methodologies
- information on skin physiology and cosmetic product design
- interactions affecting and attributed to cosmetic products
- cosmetic ingredients, vehicles, and finished products
- difference between pure cosmetics for enhancement and cosmetics used to treat
- high quality standards in cosmetic products that improve appearance, protect their targets, and maintain natural functions

Minggu, 04 Maret 2012

Pharmacotherapy Handbook, 7th Edition




This convenient handbook is alphabetically organized by organ system and disease state. An ideal companion to the best-selling DiPiro's et al.'s Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach or an excellent stand-alone item, this handbook combines an outline format with tables, charts, and algorithms. Each disease is presented in a consistent style, including Definition, Pathophysiology, Clinical Presentation, Diagnosis, Desired Outcome, Treatment, and Evaluation of Therapeutic Outcomes.

Rabu, 29 Februari 2012

Vogel's Qualitative Inorganic Analysis 5th Ed. 1979

This was first published in 1937 and has since then served chemistry students and professional analytical chemists in their work. Vogel's Qualitative Inorganic Analysis includes many new features as well as details on the preparation of reagents, which are consolidated in the Appendix to assist laboratory staff. All tests are explained by chemical equations and, where necessary, with comments on the equilibrium and kinetics. The detailed descriptions of techniques allows the use of the book outside organised classes.

Sabtu, 18 Februari 2012

ANALISA KUALITATIF

Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion suatu larutan (Vogel, A. I., 1957).

Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti metode untuk kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum kedalam glongan-golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanda dapat diragu-ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan di sini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion kedalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya; Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana (Vogel, A. I., 1957).

Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek. Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan. (Vogel, A. I., 1957)

Kelas A, (i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat. (ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut: fluorida, heksafluorsilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat (Bahaya), perklorat, permanganat (Bahaya), bromat, borat, heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat (Vogel, A. I., 1957).
Kelas B, (i) Reaksi pengendapan: Sulfat, peroksodisulaft, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat. (ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat (Vogel, A. I., 1957).

Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asam organik tertentu, dikelompokan bersama-sama; ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat. Perlu ditunjukan disini, bahwa asetat, format, salisila, benzoat dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi; semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi(III) klorida kepada suatu larutan yang praktis netral (Vogel, A. I., 1957).

Selengkapnya silakan download melalui link berikut :

DOWNLOAD ANION Br-, Cl-, I-, CO32-, DAN HCO3-
DOWNLOAD ANION S2-, S2O32-, B4O72-, CH3COO-, DAN PO42-
DOWNLOAD ANION SO42-, SO32-, NO3-, NO2-, DAN CNS-

Selasa, 07 Februari 2012

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SUSPENSI

LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASETIKA I
SUSPENSI
Disusun oleh :
Nama : Linus Seta Adi Nugraha
No. Mahasiswa : 09.0064
Hari : Jumat
Tanggal Praktikum : 10 Februari 2010
Dosen Pengampu : Anasthasia Pujiastuti, S.Farm., Apt
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2010
PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SUSPENSI

1. TUJUAN
Mengenal dan memahami cara pembuatan dan evaluasi bentuk sediaan suspensi.

2. DASAR TEORI
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. (Anonim, 2004)

Larutan merupakan sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling, kecuali dinyatakan lain. (Anief, M, 2005)

Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molekuler dalam cairan tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20o, kecuali dinyatakan lain menunjukan 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu kamar. (Anief, M., 2005)

Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik, jika larutan diencerkan atau dicampur. (Anonim, 1995)

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi adalah sediaan seperti tersebut di atas dan tidak termasuk kelompok suspensi yang lebih spesifik, seperti suspensi oral, suspensi topikal, dan lain-lain. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa sediaan padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.

Selengkapnya silakan download melalui link berikut :

Senin, 23 Januari 2012

SkinPack For Windows 7

Anda merasa bosan dengan theme windows 7 anda, mungkin theme-theme berikut dapat menyegarkan windows 7 Anda. Theme windows 7 biasanya hanya merubah warna menu dan walpaper saja, namun dengan skinpack ini, dapat merubah tampilan menu windows 7 anda menjadi unik, bahkan loading screen dan boot screen windows 7 Anda akan berubah tampilannya. Ada beberapa pilihan skinpack yang dapat Anda pilih. Berikut saya sediakan linknya :


Download XBOX SkinPack 32 Bit

Download XBOX SkinPack 64 Bit


Download MacX Lion SkinPack 32 Bit

Download MacX Lion SkinPack 64 Bit


Download Linux Ubuntu SkinPack 32 bit

Download Linux Ubuntu SkinPack 64 bit


Download DarkAndroid SkinPack 32 bit

Download DarkAndroid SkinPack 64 bit


Download LightAndroid skinPack 32 bit

Download LightAndroid skinPack 64 bit


Download Haloween SkinPack 32 bit

Download Haloween SkinPack 64 bit


Download Neon SkinPack 32 bit

Download Neon SkinPack 64 bit

Download Neon SkinPack Windows XP


Download Alienware SkinPack 32 bit

Download Alienware SkinPack 64 bit


Info lebih lanjut, atau SkinPack Lain, kunjungi websitenya saja... www.skinpacks.com